The Smurfs 2: Misi Penyelamatan Smurfette dari Cengkraman Gargamel


SUMBER : CINEMA 21

The Smurfs ...

Smurfette (Katy Perry) merasa jenuh karena kerap dihantui dengan mimpi buruk yang selalu dialami saat hari ulang tahunnya. Di mimpi tersebut, ia kembali menjadi mahluk ciptaan penyihir jahat Gargamel (Hank Azaria), yang memiliki sifat nakal dan selalu membuat kekacauan di negeri Smurf. Di tengah perasaan galaunya tersebut, Papa Smurf (Jonathan Winters) mencoba menenangkan Smurfette dan menjelaskan kalau hal itu tidak mungkin terjadi karena itu hanyalah peristiwa di masa lalu yang tak perlu dikenang.

Continue reading

La Tahzan: Menjemput Impian dan Cinta di Negeri Sakura


SUMBER : CINEMA 21

La Tahzan

Viona (Atiqah Hasiholan) dan Hasan (Ario Bayu) adalah sepasang sahabat yang sama-sama memiliki impian untuk bisa pergi ke Jepang. Meskipun belum mengetahui kapan pastinya mereka bisa kesana, tapi Viona dan Hasan sudah mulai mendalami bahasa Jepang sebagai modal untuk hijrah ke negeri matahari terbit tersebut suatu saat nanti.Pada suatu ketika Hasan memutuskan untuk pergi ke Jepang terlebih dahulu tanpa memberitahu alasan yang jelas kepada Viona. Sejak saat itulah hubungan diantara keduanya kian renggang karena Hasan tidak pernah memberi kabar kepada Viona mengenai keadaannya disana.

Continue reading

Ada Bahasa Indonesia yang Diucapkan Minions di ‘Despicable Me 2’?


Sumber Foto : Universal Pictures and Illumination Entertainment – 2010 Universal Studios
Pierre Coffin, sutradara dilm Despicable Me 2 bersama karakter Minions.


WASHINGTON, KOMPAS.com — 
Menjelang rilis film animasi Despicable Me 2 lalu, sempat beredar kabar yang menarik perhatian penonton di Tanah Air, yakni sang sutradara Pierre Coffin ternyata anak dari NH Dini, salah satu novelis terkemuka Indonesia.

Tidak hanya itu, Pierre Coffin ternyata juga memasukkan bahasa Indonesia dalam bahasa Minions yang merupakan karakter di dalam film tersebut. Hal itu diungkapkan Coffin dalam wawancara yang dilansir situs VOA Indonesia.

“Bahasa Indonesia menurut saya adalah bahasa yang sangat indah, seperti alunan musik. Ketika saya menyuarakan Minions dalam film Despicable Me, saya menggunakan berbagai bahasa. Setiap kata-kata lucu saya gunakan dengan cara menarik. Mungkin Anda mendengar saya menggunakan kata ‘terima kasih’,” ujarnya.

Ia mengatakan, bahasa Minions adalah campuran berbagai bahasa yang dia sukai, seperti Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia, dan juga Yunani. Namun, yang lebih ditekankan adalah sonorityatau resonansi suaranya sehingga tidak lugas.

“Bahasa Minions tidak bisa dimengerti, tapi diketahui dari bagaimana suaranya, proyeksinya, bagaimana membaca kalimatnya karena semua sudah saya tulis. Yang utama adalah penyampaiannya, bukan arti kata-katanya,” ungkapnya.

Despicable Me 2 melanjutkan sukses film animasi Despicable Me pada 2010. Film ini menceritakan Gru dan para Minion atau pasukan makhluk kuning berbentuk seperti kapsul yang bekerja untuknya. Gru yang merupakan mantan penjahat kelas kakap yang bisa mencuri bulan bertobat dan menjadi orang baik. Hatinya terpikat tiga bocah yatim piatu, Agnes, Edith, dan Margo.

Pada sekuel terbaru ini, cerita dibuka dengan kemunculan penjahat lain yang mampu mencuri laboratorium pengembang zat berbahaya. Bangunan besar itu disedot sebuah magnet raksasa, lenyap di angkasa. Pada saat yang sama, Gru sibuk dengan kerepotan mengasuh tiga anak yang ia adopsi. Sementara itu, para Minion dan Dr Nefario—yang dulu membuat senjata untuk Gru—sibuk dengan uji coba produksi selai yang tak kunjung sukses.

Kesempatan kembali beraksi datang ketika Gru direkrut oleh Badan Antikejahatan untuk mencari tahu siapa si penjahat dan menangkapnya. Cerita berkembang menarik karena Gru jatuh hati kepada Lucy, agen yang ditugaskan mendampinginya, padahal reputasinya berkencan dengan perempuan sangat buruk. Di sisi lain, para Minion diculik si penjahat.

Film ini sukses menyuntikkan emosi melalui tiga anak perempuan Gru dan dinamika hubungan mereka dengan si ayah yang mantan penjahat itu. Tak kalah menarik, kesuksesan teknologi animasi membuat bukan hanya mata besar Agnes yang sangat kuat memuat ekspresi, melainkan juga wajah-wajah para Minion yang bentuknya serupa pil besar itu. Bentuk-bentuk yang aneh, menggemaskan. Manusiawi. Mungkin itu yang membuat film ini mengundang tawa.

No Updates


Maaf, blog ini sudah lama tidak saya update, dan maaf terhadap komentar yang tertahan dan tidak sempat dibalas, karena kesibukan yang menyita waktu, jadi tidak sempat update blog ini. Tapi akan saya coba aktifkan kembali. Makasih 😀

Ke Solo


Ini juga arsip lama ,.. huhuhu 😥 , maklum dah lama ga update jd banyak file numpuk yg pengen di post,.. hahaha

Fotonya cuma dikit, hehe, ak ambil foto di PG. Tasikmadu sama di masjid besar di Solo ,..

Taman Sari Hunting


Ini sebenernya udah foto lama banget, cuma baru sempet tak blog skarang. Dulu nyoba hunting ke Taman Sari di Jogja, udah pernah kesana tapi belum pernah masuk sampe dalem. Dulu masih jamanya ada Pasar Ngasem terkahir kesana, dan cuma ngunjungi bagian belakang Taman Sari aja. Sekarang dah liat dalemnya ternyata bagus juga buat hunting, hehe.

Continue reading

Prakerin SMM di Tulung Agung


Siswa tingkat 2 SMK Negeri 2 Kasihan (SMM) baru saja kemarin, 2 Juni 2012 mengadakan konser bertajuk ROCKESTRA di Victoria Ballroom, Hotel Crown Victoria di Tulung Agung bersama Pemerintah Kab. Tulung Agung. Orkestra SMM berkolaborasi dengan band Centris dan band Cremona. Acara dimulai dari pukul 07.00 sampai 22.00 WIB. Repertoar yang dibawakan antara lain Santorini, Espana Cani, A Fifth Beethoven Pop, Semua Tumbuh Jadi Satu, Cant Take My Eyes, Enter Sandman, Jump, Follow You Follow Me, Duke’s Intro, Misunderstanding, We Are The Champion dan masih banyak lagi.

 

Jogja Java Carnival 2011


22 oktober, di malam yang ramai dan sesak, seluruh warga kota Jogja memadati seluruh area sepanjang Malioboro sampai Alun – alun utara Yogyakarta. Peserta Karnaval berangkat dari Taman Parkir mulai pukul 07.00 malam berjalan sampai ke panggung utama di Alun – alun utara. Antusias warga Jogja memadati seluruh jalan yang akan dilalui peserta karnaval. Karnaval yang berlangsung kurang lebih 4 jam ini, memberikan sajian yang spektakuler. Bertemakan MAGNIWORLD, seluruh “magnifence” dunia hadir di Jogja, dari Komodo, Pyramid, Menara Pisa, Tembok besar Cina, hingga Borobudur. Acara ini berlangsung meriah dengan adanya kendaraan2 yang berbentuk landmark2 dunia dihiasi lampu warna warni, diringi penari2 dengan kostum setema dengan konsep dari setiap peserta karnaval. Sungguh spektakuler.

 

Jogja Java Carnival 2011


Sebuah babakan baru telah berjalan pada gelaran Jogja Java Carnival (JJC) IV – 2011 yang akan berlangsung pada 22 Oktober mendatang.

Babakan baru tersebut terkait dengan diadakan lomba para peserta JJC IV – 2011.

Semenjak dibuka pendaftaran pada awal Agustus dan berakhir pada 1 September lalu, ada sebanyak 21 komunitas yang mendaftar. Namun setelah diadakan seleksi, hanya ada sebanyak 14 komunitas yang dinyatakan layak dan lolos untuk bisa mengikuti lomba karnaval pada event JJC IV – 2011.

Mereka-mereka yang lolos : Satya Wacana Salatiga, OMM Kadipaten Yogya, IKPM Bali, Sanggar Tari Gailarumarada NTT, DR Design, Komunitas Teplok, Taman Pintar, Komunitas Rumah Garuda, Yayasan Pelita Bangsa, Komunitas Emprit Set Panggung, SMSR, Rancak Dukuh, Taman Wisata Borobudur, Komunitas Lampung.

Menurut Rosa Rosadi, Ketua Tim Kreatif JJC IV – 2011, para peserta yang mendaftar terlihat lebih beragam dibanding dengan tahun lalu (JJC III). “Antusiasme peserta di luar dugaan kami. Karya-karya yang akan mereka buat untuk dilombakan sangat variatif dan mereka berlomba-lomba menyajikan yang terbaik serta spektakuler. Ini tentu akan menjadikan tontonan menarik bagi warga Yogya di bulan Oktober mendatang,” tegas Rosa, Kamis (15/9), kepada wartawan.

Karya-karya yang mereka buat akan dinilai oleh para yuri profesional yang berlatar belakang seniman, akademisi, masyarakat awam serta dari kalangan media massa. “Tapi maaf nama-nama yuri tak akan kami umumkan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” kata Rosa.

Meski dilombakan, toh tim kreatif JJC tak tinggal diam. Tim kreatif membuka konsultasi untuk peserta mengenai karya-karya yang akan dibuat peserta lomba. Ada kerja bareng, meski tetap mendasarkan pada ide-ide yang diajukan para peserta lomba.

“Semua ini kami lakukan demi menjaga kualitas karya mereka, sehingga, lagi-lagi akan menjadi tontonan menarik,” ujar Rosa lagi.

Sebagai gambaran saja, dalam lomba JJC IV – 2011, Satya Wacana Carnival (SWC) Salatiga akan menampilkan replika kolaborasi Taj Mahal dan Borobudur. “Kami memang sengaja menggabungkan antara Taj Mahal dan Borobudur untuk menunjukkan bahwa keduanya mempunyai peradaban sendiri namun bisa hidup berdampingan,” ujar Theodorus Gary Natanael, koordinator SWC.

Theo juga mengungkapkan, mengingat pembuatan replika ini menelan biaya hingga puluhan juta, maka Walikota Salatiga ikut membiayai. “Kami sudah mendapat lampu hijau bila Walikota Salatiga akan ikut membiayai pembuatan replika yang akan diikutkan loma di JJC IV,” kata Theo.

Sedangkan IKPM Bali menyodorkan tema “Keagungan Tuhan – Narasima.” Mereka akan menampilkan Ogoh-ogoh Raksasa dan Narasima dengan dibalut efek tata lampu yang membuat mata Ogoh-ogoh tersebut menyala. Pun juga mereka memadukan dengan street performance dengan melibatkan sekitar 50 penari yang menceritakan Narasima. “Harapannya, dari cerita ini dapat mengedukasi bahwa Tuhan itu ada di mana-mana. Dan dibalik bencana besar pasti ada pemecahan yang luar biasa yang ditunjukkan olehNya,” tutur I Gede Dharma Senthanu, penanggungjawab IKPM Bali ini.

Komunitas Garuda akan membuat sebuah sangkar besar yang didalamnya berisi Garudaman. Sangkar tersebut nantinya akan terbuka dan Sang garudaman akan berkelahi melawan beberapa monster jahat berwujud tikus, kecoa dan lain sebagainya (melambangkan para koruptor). Sementara ada pula patung Sang Proklamator Bung Karno – penggali Pancasila – tengah duduk termenung memikirkan kondisi bangsa yang tengah tak menentu akibat maraknya budaya korupsi, jalan kekerasan, oleh sekelompok orang, menjadi panglima dalam menyelesaikan masalah.

Sementara DR Design akan menampilkan “Omah Tawon – The Magnificence of Bee.” Komunitas ini akan menunjukkan fenomena kehidupan lebah yang mempresentasikan persatuan untuk mencapai satu tujuan seperti membangun sarangnya. Selain membuat patung lebah, mereka juga akan menampilkan tarian dengan kostum lebah. “Kostum-kostum ini mewakili elemen-elemen yang ada di Yogya, seperti tukang jamu lebah, tukang becak lebah, dokter lebah dan lain sebagainya. Semua itu menunjukkan simbol keberagaman kreatifitas yang menjadi jiwa kota Yogya,” kata Ruby Sofyan, sang sutradara.

Itulah beberapa contoh karya yang dibuat oleh para peserta lomba. “Saya yakin kalau event JJC IV – 2011 yang berlangsung pada 22 Oktober ini sayang untuk

dilewatkan. Marilah kita tonton dan kami mengundang para wisatawan hadir ke Yogya untuk menyaksikan seni instalasi yang bergerak dan dibuat oleh para seniman,” ujar Rosa lagi.

from : http://www.jogjajavacarnival.com